This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Jumat, 25 Desember 2009

Mengenal Salaf dan Salafi

Mengenal Salaf dan Salafi

Mengenal Salaf dan Salafi “Antum salaf atau ikhwani?”, “Kalo di sana (nama kota atau daerah) masjid salaf dimana ya?”, begitulah pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari orang awam, yang mungkin sudah sering dengar kata “salaf” atau yang sudah mulai ikut kajian-kajian sunnah.Sungguh mengherankan, dan memang ironi sekali, dimana kajian-kajian sunnah sudah mulai banyak, namun banyak orang melihat bahwa kajian tersebut adalah kajian hizb atau aliran atau kelompok tertentu, dan secara tidak sadar bahwa mereka membuat pemahaman bahwasanya “salaf” adalah sebuah kelompok baru dalam Islam.
Maka tanyakan balik “Apa yang kau pahami tentang salaf?”, “Apa itu salaf?”, kemudian sampaikan dengan ilmu yang kita miliki dan dengan singkat bahwa “salaf secara bahasa adalah orang yang terdahulu, sementara kita adalah khalaf yaitu orang akhir zaman. Lalu, siapakah salaf itu? Salaf adalah Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in, seperti halnya sabda Rasulullahi shalallahu’alaihi wasalam “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, Bukhari dan Tirmidzi). Sedangkan manhaj adalah jalan yang ditempuh, dan manhaj salaf adalah jalan yang ditempuh orang yang terdahulu dalam beragama.

Penjelasan
Para pembaca yang budiman -semoga Allah menunjuki kita kepada kebenaran-. Salaf dan salafi mungkin merupakan kata yang masih asing bagi sebagian orang atau kalau toh sudah dikenal namun masih banyak yang beranggapan bahwa istilah ini adalah sebutan bagi suatu kelompok baru dalam Islam. Lalu apa itu sebenarnya salaf? Dan apa itu salafi? Semoga tulisan berikut ini dapat memberikan jawabannya.
Pengertian Salaf
Salaf secara bahasa berarti orang yang terdahulu, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya, “Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). Dan Kami jadikan mereka sebagai SALAF dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.” (QS. Az Zukhruf: 55-56), yakni kami menjadikan mereka sebagai SALAF -yaitu orang yang terdahulu- agar orang-orang sesudah mereka dapat mengambil pelajaran dari mereka (salaf). Oleh karena itu, Fairuz Abadi dalam Al Qomus Al Muhith mengatakan, “Salaf juga berarti orang-orang yang mendahului kamu dari nenek moyang dan orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan denganmu.” (Lihat Al Manhajus Salaf ‘inda Syaikh al-Albani, ‘Amr Abdul Mun’im Salim dan Al Wajiz fii Aqidah